Kamu menghapusku untuk kedua kalinya, mengabaikan ku untuk kesekian kalinya,
Hatiku patah untuk kesekian kalinya,
Hatiku patah untuk kesekian kalinya,
Tidak...
Aku tidak tahu pasti, yang jelas kau berbahagia dengannya, sedangkan aku masih berusaha mengejar bayanganmu yang entah kapan akan berbalik mengejarku.
setelah pertemuanku dengan maya akhirnya aku pulang, dan tidak menemukan dimas berada dirumahku. "mungkin dia sudah pulang" pikirku
rasanya badanku sudah sangat lelah hari ini kemudian aku langsung bergegas kekamar untuk tidur tanpa memperdulikan kamarku yang sedari tadi berantakkan.
aku terbangun dengan suasana hati yang menyenangkan, rasanya semalam aku tidur dengan sangat nyeyak, tanpa gangguan apapun, pada saat aku berbalik untuk memindahkan posisi badanku ternyata sudah ada dimas disampingku, aku menatap wajahnya, aku tidak mengerti mengapa aku begitu mencintai dimas, sampai tak ada niat untuk meninggalkannya, aku membelai wajahnya dan berharap segala hal ini akan berakhir, entah jalan apapun itu, entah aku yang akan benar-benar meninggalkannya, atau dia yang akan menentukan segala hal yang baik untuknya,dan kemudian aku memeluknya dengan sangat erat. Ingin rasanya aku menangis, tapi aku tak mampu, dimas adalah sosok lelaki yang benar-benar sangat aku cintai, tidak ada lelaki lain yang mampu mengalihkan perhatianku selain dimas rasanya duniaku sudah sepenuhnya terpusat olehnya, dalam tidurnyapun ia juga memelukku dengan sangat erat.
"kamu udah bangun lis?... maaf atas perbuatanku semalam ya lis," ucap dimas"iya aku udah bangun.. iya gapapa dim, semalem kamu kemana? maaf ya aku pergi ninggalin kamu"
"semalem aku pergi kerumah icha,..."
"apa? kerumah icha?"-kemudian aku melepaskan pelukkannya terhadapku
"apa? kerumah icha?"-kemudian aku melepaskan pelukkannya terhadapku
"iya kerumah icha, aku gak mau dia terus-terusan gangguin kamu makannya aku samperin dia,aku juga gak mau kamu selalu menderita lis, akukan udah bilang kekamu kalau aku membutuhkan kamu, aku membutuhkan cintamu lis, tidak ada yang lain dari itu" dimas kemudian memelukku kembali
...rasanya aku sudah sangat lelah untuk berdebat, dan hari ini aku juga tidak ingin melakukan banyak aktifitas,aku ingin terus berada didalam kamarku dengan AC yang menyala dan selimutku... tidak lama handphoneku berdering dan aku menerima telpon dari icha
"eh,lis puas ya lu sekarang udah bisa tinggal bareng sama pacar gua, denger ya jangan mentang-mentang kemarin dimas datang nyamperin gua, gua bakalan mau ngelepasin dia buat elu, gak akan , gak akan sama sekali, gak akan pernah gua membiarkan Dimas kembali kedalam pelukkan lu lagi, denger baik-baik apa yang udah gua rebut dari orang lain akan selamanya jadi milik gua lis, lu harus inget itu baik-baik" kemudian telpon dimatikan oleh icha dan aku melempar handphoneku kelantai dan memeluk dimas disampingku
"siapa lagi? sampai tiba-tiba kamu ngelempar handphone kamu?"
"icha mas" memendamkan wajahku didalam dada bidangnya
"icha mas" memendamkan wajahku didalam dada bidangnya
"dia bilang apa lagi kekamu?"
"dia cuma bilang selamat kamu sudah kembali lagi sama aku, sudahlah aku gak mau banyak berfikir untuk hari ini saja, tapi bisakah kamu nanti bertemu dengan maya untuk membantu agar bisa cuti selama seminggu untuk mengajar ditempat aku mengajar, sepertinya aku sangat lelah dan sekarang aku lapar sekali ingin memakan sesuatu"
"yasudah jangan dengerin apa kata dia, mau aku bikinkan sarapan? roti atau sereal? kamu mau cuti seminggu? buat apa? memangnya kamu mau ngapain cuti selama itu?"
"aku mau roti, nanti aku kasih tau kalau kamu udah ketemu sama maya, dan dia akan mengatur jadwal aku untuk ijin selama seminggu dari tempat les"
Dimas segera bangun dan kedapur untuk membuatkan sarapan untukku, aku fikir aku butuh waktu untuk beristirahat dan pergi ke beberapa tempat untuk mencari kesenangan jadi aku putuskan untuk cuti, setelah membuatkan roti untukku dimas, segera bergegas mandi dan pergi menemui maya, iya sudah sangat hapal dengan aku dan maya, ia juga tahu kalau ada masalah apapun aku sudah pasti akan berlari ke arah maya, tidak lupa sebelum pergi menemui maya, selain maya aku juga mempunyai beberapa teman yang memang sangat akrab dengan diriku, cuma memang ya karena aku punya tempat tinggal yang tidak jauh dari maya jadinya aku selalu berlari kearahnya, dimas sudah hapal aku memang tidak begitu mampu untuk mengatur segala halnya sendirian.
Dimas mengenalku sebagai sosok wanita yang manja kalah itu , wanita yang sangat bergantung dengan dirinya, wanita yang tak bisa mandiri sama sekali, wania yang selalu ceroboh dan tanpa dirinya aku tak bisa melakukan apapun tanpanya, tapi sebenarnya kala itu, setelah ia pergi meninggalkan dirku untuk menjalin hubungan dengan icha, aku mencoba membuat diriku untuk tidak bergantung , aku sadar aku harus bisa berdiri sendiri tanpa siapapu, aku harus mampu melakukan segalanya, karena pada akhirnya aku merasa yakin dimas akan meninggalkanku untuk kesekian kalinya, tanpa pengecualian, tanpa berusaha menoleh kembali kepadaku. Dan ketika watu itu akan datang aku akan dengan sigap untuk siap menghadapi kenyataan yang benar-benar menyakitkan itu, setidaknya aku pernah dengan sangat kuat melewati hujan badai jadi aku tidak akan pernah merasa sakit ketika melewati rintikan air hujan yang akan diberikan dimas untukku.
"Loh dimas, ngapain lu pagi-pagi gini ada didepan rumah gua, biasanya juga ngabarin lu kalau mau kesini, emangnya lu gak kerja?" maya terkejut karena tidak biasanya dimas datang menghampirinya
"iya, ini sih lisa minta tolong gua buat ngasih tau kalau dia mau ijin satu minggu dari tempat ngajar"
"ha? ijin? gak biasanya lisa ijin ngajar, diakan seneng banget sama anak-anak, biar sakit aja dia tetep ngajar, eh iya lu mau masuk dulu gak? gak enak jga ngobrol didepan gini" jawab maya dengan nada terkejut dan bingung.
"gak usah may, cuma sebentar aja, jadi tolong ya may, aturin jadwalnya lisa, kayaknya dia capek banget sampe mau ijin gitu, kemarin juga lagi ada problem sama dia" jawab dimas
"lagi kenapa sih dim, semanjak lu balik kedia , hidup dia gak pernah ada ketenangan sedikitpun, gua gak mempermasalahkan hubungan kalian berdua, tapi tolonglah kaliankan udah sama-sama dewasa, apalagi elu lebih tua dari gua sama lisa, masa lu gak kasian sama sekali sama lisa, toh juga kalau kalian balik lagi tuh kayak bakalan sia-sia dim"
"lagi kenapa sih dim, semanjak lu balik kedia , hidup dia gak pernah ada ketenangan sedikitpun, gua gak mempermasalahkan hubungan kalian berdua, tapi tolonglah kaliankan udah sama-sama dewasa, apalagi elu lebih tua dari gua sama lisa, masa lu gak kasian sama sekali sama lisa, toh juga kalau kalian balik lagi tuh kayak bakalan sia-sia dim"
"HEHEHE, sorry banget may, gua nyakitin perasaan temen lu dulu, cuma kali ini gua bersungguh-sungguh kok mau berusaha bikin lisa bahagia walau emang ini awal yang sangat salah sih, cuma gua tetep berusaha sebaik mungkin agar lisa gak akan tersakiti lagi sama gua, kalau emang ada cowo yang bisa sayang sama lisa dengan tulus selain gua yag gua pasti rela kok lisa pergi dari gua, oh iya udah dulu deh ,gua balik dulu mending sekarang lu atur aja tugasnya lisa harus gimana, dia bisa dapet ijin atau engga dan makasi juga buat nasehat lu pagi-pagi gini"
"sorry dim, nyinggung elu banget ya gua, tapi maaf gua gak bermaksud kok, gua cuma mau hal yang baik aja buat sahabat gua, walau dulu gua pernah jahat sma lisa, tapi gua sadar lisa itu orang yang tulus" jawab maya sambil menunduk tidak berani melihat dimas
"dengerin gua baik-baik ya maya, lagiankan dulu waktu gua jadian sama lisa, elu juga pernah ngegodain gua, bahkan elu pernah mencoba buat ngedeketin gua, tapi itu emang gak berhasil sih tapi sekarang kalau kita simpulkan hal itu jahatan siapa? elu atau gua ?"
"okeh dim, gua ngaku kalau gua emang jahat banget dulu sama lisa, walau dia emang gak pernah tahu hal ini, tapi tolong ya dim, jangan pernah bahas ini sama lisa apalagi sama chiko, kalau dia tahu yang ada gua bakalan kehilangan dua orang yang emang berarti buat gua dim"
"okeh dim, gua ngaku kalau gua emang jahat banget dulu sama lisa, walau dia emang gak pernah tahu hal ini, tapi tolong ya dim, jangan pernah bahas ini sama lisa apalagi sama chiko, kalau dia tahu yang ada gua bakalan kehilangan dua orang yang emang berarti buat gua dim"
kemudian dimas pergi meninggalkan maya, dimas pergi bekerja, dan maya pergi memeriksa semua jadwal lisa, dan semua absen yang ada, "sialan tuh dimas, kenapa sih dia selalu aja ngancam gua, tentang masalah gua ngegodain dia, kalau nanti lisa tahu bisa berabe urusannya, apalagi kalau chiko bisa-bisa gak jadi nikah gua sama dia" maya merasa kesal dengan ucapan dimas tadi, dia tahu kalau dimas memang sangat-sangat mencintai lisa, dan memang hanya lisalah pada waktu itu yang mempunyai pacar yang sangat mempesona pada waktu itu, apalagi lisa adalah sosok wanita yang sangat cuek terhadap apapun bahkan ceroboh, lisa juga adalah orang yang sangat percaya kepada siapapun, semenjak kejadian itu, maya tidak pernah berani untuk melukai perasaan lisa, karena hanya lisa lah orang yang benar-benar mempercayai maya, walau sebenarnya banyak sekali rahasia yang di simpan rapat-rapat oleh maya.
No comments:
Post a Comment