Kamu menghapusku untuk kedua kalinya, mengabaikan ku untuk kesekian kalinya,
Hatiku patah untuk kesekian kalinya,
Hatiku patah untuk kesekian kalinya,
Tidak...
Aku tidak tahu pasti, yang jelas kau berbahagia dengannya, sedangkan aku masih berusaha mengejar bayanganmu yang entah kapan akan berbalik mengejarku.
Aku mencoba berhenti, tapi tak pernah kutemukan kemana aku akan melangkah.
Tak pernah kutemukan, ada dimana,
Dimanakan sosok kebanggaanku itu.
Terbelah? Hancur? Melebur sejadi-jadinya.
Aku bagaikan wanita yang kau cari ketika kau membutuhkan teman untuk bercinta,
Aku bagaikan wanita yang kau cari ketika kau menginginkan hausnya perhatian,
Aku bagaikan wanita yang kau temukan di sebuah tempat persembunyian yg kau simpan rapat-rapat.
Aku bagaikan wanita yang kau buang seakan aku tak pernah menjadi barang atau simpanan berhargamu.
Tak pernah kutemukan, ada dimana,
Dimanakan sosok kebanggaanku itu.
Terbelah? Hancur? Melebur sejadi-jadinya.
Aku bagaikan wanita yang kau cari ketika kau membutuhkan teman untuk bercinta,
Aku bagaikan wanita yang kau cari ketika kau menginginkan hausnya perhatian,
Aku bagaikan wanita yang kau temukan di sebuah tempat persembunyian yg kau simpan rapat-rapat.
Aku bagaikan wanita yang kau buang seakan aku tak pernah menjadi barang atau simpanan berhargamu.
Aku sadar, sudah seharusnya aku berhenti, berhenti mengejar, berhenti mencari, berhenti berharap, berhenti mencoba dan berhenti segala hal tentang dirimu, menjauhkan segala hal mengenai dirimu, coba ku ingat sejenak, obrolan hangat itu.
: "jangan, jangan pernah melangkah pergi, sekali saja kau menjauh dariku,..."
: "apa.... Apaa?? Coba jelaskan, apa yang akan kau lakukan,"
: "aku akan berusaha meninggalkan mu, tanpa pengecualian"
: "memangnya kenapa? Aku sudah cukup lelah dengan hal ini, aku sadar menjadi wanita kedua tidak akan pernah cukup untuk diriku"
: "aku tak pernah memaksamu untuk menjadi yang kedua untukku, tapi jangan pernah tinggalkan aku, hanya itu, aku tak butuh yang lain darimu"
: "tapi dengar, aku wanita! Aku membutuhkan sesuatu yang lain, aku membutuhkan sesuatu yang lebih, dan aku ingin menjadi yang pertama dihidupmu, dihari-harimu, jika memang aku hanya menjadi orang yang kau butuhkan saja, tak menjadi wanitamupun aku bisa menjadi yang kau butuhkan"
: "Sudahlah! Aku tidak ingin berdebat panjang lebar denganmu, dengarkan aku, aku membutuhkan mu, aku membutuhkan waktumu, aku juga membutuhkan cintamu"
: "kalau begitu, jadikan aku yang pertama, dan kau akan memiliki segalanya, segalanya dari diriku, dengarkan aku, aku beri kau pilihan, aku yang meninggalkanmu, atau kau meninggalkan wanita pertamamu itu! Aku sudah sangat lelah menaruh segalanya terhadap dirimu, tidak ada pengakuan bahwa aku memang milikmu!"
: "itu bukan pilihan yang layak untukku, apakah kita tidak bisa seperti semula? "
: "kau bilang apa?! Seperti semula?! Apanya yang seperti semula?! Semuanya? Kau membuatku muak dengan hal ini, dengarkan aku!"
: "iya, memang seperti semula, pada saat kamu tidak pernah menuntut banyak hal"
: "maaf, aku tidak bisa, dengarkan, dan jangan potong pembicaraanku ini, Aku sadar aku adalah wanita kedua di hidupmu, menjadi wanita simpanan yang tak pernah meminta apapun, tapi aku tetap kepunyaanmu, apa salahnya aku menuntutmu, Jika memang sedari awal kau memang mencintai wanitamu, kau tidak akan pernah tergoda olehku, jika memang dari awal kau tidak pernah yakin dengan wanitamu itu, kau tidak akan pernah menoleh kembali kepadaku, dengar, dengarkan aku AKU INGIN KITA BERAKHIR, INI TIDAK AKAN SULIT UNTUKMU, INI HANYA AKAN MENJADI SANGAT SULIT, KETIKA AKU YANG AKAN BENAR-BENAR MEMAKSAMU UNTUK MELAKUKAN HAL GILA"
*dan aku pergi meninggalkan dirinya*
Aku sadar menjadi wanita kedua itu bukan hal yang wajar, aku menikmati, tapi aku juga tersakiti, aku menyukai, tapi aku juga yang terjatuh.
Aku juga pernah menjadi wanita pertama, menjadi yang satu-satunya dicintai
Menjadi satu-satunya yang diperhatikan
Menjadi satu-satunya yang diperhatikan
Aku sadar menjadi wanita kedua bukan hal yang mudah untuk dijalani,
Menjadi simpanan, ketika kau harus bersembunyi pada saat bertemu,
Ketika kau harus bersembunyi pada saat bercinta,
Ketika kau harus benar-benar menutupi segala hal tentang nya, itu benar-benar hal yang sangat melukai perasaanku,
Menjadi simpanan, ketika kau harus bersembunyi pada saat bertemu,
Ketika kau harus bersembunyi pada saat bercinta,
Ketika kau harus benar-benar menutupi segala hal tentang nya, itu benar-benar hal yang sangat melukai perasaanku,
Ya aku sadar siapapun akan mengutukku, ketika aku ceritakan bahwa aku adalah simpanan lelaki itu, tapi akupun tidak mau menjadi simpanan, maka dari itu aku menuntut, tapi apakah salahku jika aku cukup bahagia dan cukup tersiksa ketika menjadi simpanan seorang lelaki yang sangat aku cintai? Sudahlah tidak perlu berkomentar akan seperti apa hidupku, aku sudah mengakhiri segala hal itu, aku sudah cukup lelah untuk menjadi wanita simpanan.
.
.
.
FannyZelline
No comments:
Post a Comment